TKI di Taiwan Mengaku Pasrah Jika China Lakukan Gencatan Senjata

Rencana agresi militer yang akan dilakukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) atas Taiwan dikabarkan tinggal menghitung hari. Setelah China memutuskan mengarahkan rudal ke Selat Taiwan, giliran Taiwan membalas dengan mengarahkan rudalnya ke China.

Lalu bagaimana kondisi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan? Wawancara Jurnalis Lensa Banyumas, dengan TKI Taiwan asal Cilacap melalui sambungan telepon dan pesan singkat, Rabu, 23 September 2020 memberi gambaran terkait kondisi terkini dan kesiapan mereka menghadapi rencana agresi militer China tersebut.

Pekerja Indonesia di Taiwan Sambut Bahagia Berdirinya Masjid – FAJAR
foto : Fajar

Salah seorang TKI asal Kecamatan Kroya, Cilacap, Indriani (30) mengaku telah menerima kabar agresi militer yang diakukan China kepada Taiwan melalui siaran berita TV setempat dan media sosial.

Sementara itu, Aisyah (30 tahun), TKI asal Cilacap juga mengaku mendapatkan informasi adanya latihan militer melalui pesan singkat dari operator setempat.

Latihan dimaksud diadakan Kementerian Pertahanan Taiwan secara virtual mulai 14-18 Septembe 2020.

Dikatakan Indriani, berita yang beredar hanya mengabarkan tentang rencana agresi namun pemerintah Taiwan tak memberikan instruksi apapun terkait hal tersebut.

“Tidak ada perintah apapun, berita yang ada hanya menganjurkan seluruh warga Taiwan agar tenang karena militer sudah menyiapkan latihan untuk menghadapi tentara China,” kata Indriani.

Selain informasi dari televisi dan pesan singkat, informasi juga beredar di grup whatsapp meski belum ada informasi resmi yang dikeluarkan KBRI.

“Di grup WA memang ada yang mengabarkan, tapi tidak banyak dibahas. Kami pun biasa-biasa saja, tidak resah,” ucap Indriani.

China Mengancam, Presiden Tsai Kobarkan Api Perang Pasukan Taiwan
foto : viva

Menurut Indri, selain tidak adanya keresahan di kalangan TKI, aktivitas kerja dan lalu lintas di Taiwan juga masih terhitung normal.

Tidak ada pembatasan dan pengurangan aktivitas baik di perumahan maupun di pabrik-pabrik.

“Pemerintah Taiwan selalu memberikan informasi yang akurat dan tepat jika akan terjadi peristiwa apapun, termasuk saat akan terjadi bencana jadi warga Taiwan sudah terbiasa dan siap,” imbuhnya.

Suami Aisyah, Mujito (34 tahun) yang bekerja di pabrik, juga dikabarkan masih bekerja normal dan beraktivitas seperti biasanya.

Aisyah mengaku pasrah atas kondisi apapun yang terjadi. Dia berharap pemerintah Indonesia segera memberi informasi yang akurat dan memberikan pendampingan semestinya ke TKI jika kondisi darurat terjadi.

“Mudah-mudahan tidak ada apa-apa, ya. Kita pasrah sama pemerintah saja,” ungkap Aisyah.

Dikutip dari Warta Ekonomi, Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC) agresi militer yang dilakukan China tak akan bisa dibendung. Sayangnya, kekuatan tentara dianggap tak akan bisa menghentikan invasi China.

Kekuatan militer Taiwan juga disebut kurang siap menghadapi China lantaran sistem pengelolaan yang buruk dan kekurangan pasokan amunisi.

Kabar Agresi Militer China ke Taipei Semakin Gencar, Taiwan Persiapkan Diri  Termasuk Beli 7 Senjata Perang Canggih dari AS - Semua Halaman - Sosok
foto : Sosok

Dikutip wartaekonomi dari Taiwan News, seorang perwira militer Taiwan, Letnan Huang Zhi-je, ditemukan tewas gantung diri di markas Brigade Infanteri Mekanis ke-269.

Dia dikabarkan depresi lantaran tak kuat menanggung beban militer karena harus memenuhi kekurangan amunisi dan pembiayaan alat tempur.

Namun kabar ini dibantah secara resmi oleh Kementerian Pertahanan Taiwan bahwa kematian Huang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kondisi militer yang ada. Bantahan tersebut termasuk terkait alasan latihan virtual yang megindikasikan kekurangan pasokan alat tempur.

Latihan militer dengan komputer Han Kuang tersebut, dilakukan guna memastikan kesiapan alat dan menjawab tantangan di medan tersulit.

Bahkan rudal-rudal yang ada, sudah masuk dalam daftar inventaris dan sudah terkumpul dan siap diluncurkan kapanpun.

Dikatakan, militer Taiwan tak ingin ada provokasi dan memastikan tak akan mundur menghadapi militer China karena menyangkut kedaulatan negara.

Kementerian Pertahanan Taiwan juga menekankan, segala jenis rudal saat ini masuk dalam pencatatan inventaris. Semua rudal telah terkumpul sesuai dengan rencana penguatan armada tempur militer Taiwan.

Sementara dikutip Antara dari Reuters, dikabarkan sejumlah pesawat tempur China sudah mengudara di atas Selat Taiwan, beberapa hari lalu. Kiriman pesawat ini dianggap sebagai latihan persiapan militer China yang berbuntut kemarahan dari Taiwan.

Latihan ini sebagai imbas kemarahan atas kunjungan pejabat senior AS ke Taiwan di antaranya Menteri Kesehatan AS Alex Azar pada Agustus, dan Wakil Menteri Ekonomi Keith Krach .

China seperti dikabarkan China Daily, menganggap AS dengan sengaja menggunakan Taiwan untuk membendung China.

China merasa berhak atas kedaulatan Taiwan dan berharap AS yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan tak turut campur dalam urusan dalam negeri mereka.

Sumber : Lensa Banyumas, Taiwannews

Loading

You cannot copy content of this page