Survei: Pria Lebih Rentan Terserang Heat Stroke daripada Wanita!

Lebih dari 200 kasus terkait heat stroke atau akibat sengatan udara terik dilaporkan di Taiwan selama sepuluh hari pertama di bulan Juli 2020.

國健署統計7月熱傷害急診人數已達190人,其中男性比例高於女性,可能與男性不愛撐傘有關。   圖:閻芝霖/攝
foto : NewTalk

Angka ini merupakan jumlah tertinggi dalam empat tahun terakhir, yang mendapatkan perhatian khusus dari para pekerja medis di Taiwan.

Setidaknya sekitar 231 orang memerlukan perawatan medis dan 190 di antaranya dibawa ke ruang gawat darurat karena terpapar udara terik yang cukup parah antara periode tanggal 1 hingga 10 Juli 2020 lalu.

Taiwan telah mencatat 1.130 kasus terkait sengatan udara panas sejak bulan Mei lalu, ketika udara terik di musim panas pada tahun ini melanda Taiwan.

Menurut Administrasi Penyuluhan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan, jumlah pasien pria dilaporkan 2,65 kali lebih tinggi daripada pasien wanita dalam hal sengatan udara panas.

Pihak MOHW Taiwan juga menunjukkan bahwa pria juga ditemukan menderita konsekuensi heat stroke yang lebih serius daripada wanita, laporan media Newtalk.

Hal ini bisa dikaitkan dengan fakta bahwa wanita lebih suka memakai tabir surya dan melindungi diri dengan payung saat berkegiatan di tengah udara terik.

Sebuah kampanye harus dilakukan untuk mendorong para pria menggunakan payung atau memakai topi untuk melindungi diri dari sengatan sinar matahari yang cukup terik, karena pria dinilai sering merasa malu untuk melakukannya atau menganggap remeh hal ini, kata Chu Pau-ling, direktur pusat pencegahan sengatan matahari di Rumah Sakit Umum Tiga Layanan di Taipei.

Dalam sebuah percobaan, ia menemukan payung yang dilengkapi dengan lapisan pelindung dari sinar UV mendinginkan suhu sekitar 5,5 derajat Celcius hanya dalam jangka waktu 2 menit, laporan media UDN News.

Zhu Bailing, director of the Center for Heat Stroke Prevention and Control of the Third Military General Hospital, encouraged men to stretch their umbrellas to avoid the heat.  Image/taken from Zhu Bailing's Facebook
foto : UDNNews

Sementara cairan alkohol sebagai antiseptik juga telah menjadi produk pelindung diri yang dicari di tengah pandemi COVID-19, dokter di Taiwan juga merekomendasikan penyemprotan cairan alkohol pada leher, perut, dan anggota badan untuk mengurangi suhu tubuh yang tinggi akibat udara terik.

Taipei, sebagai ibukota Taiwan, mencatat suhu 38,9 derajat Celcius pada Senin (13/07/2020) siang, yang mencetak rekor suhu tertinggi yang pernah tercatat selama bulan Juli, menurut Biro Cuaca Pusat (CWB) Taiwan.

Sumber : Rti中央廣播電臺, NewTalk, UDN News

Loading

You cannot copy content of this page